KEPINGIN TEMPLATE YANG BARU... KLIK DISINI»

Selasa, 29 Desember 2009

KEGIATAN PENYERAHAN BUKU LAPORAN PENDIDIKAN

Sambutan Kepala Sekolah dalam Acara Penyerahan Buku Laporan Pendidikan Semester Ganjil TP. 2009/2010
Sambutan Ketua Komite Sekolah dalam Acara Penyerahan Buku Laporan Pendidikan Semester Ganjil TP. 2009/2010


Penyerahan BLP kepada orang tua siswa




Pegelaran Tarian dalam acara penyerahan rapor semester ganjil


Penyerahan Hadiah kepada Wali - wali kelas yang mendapat juara dalam Lomba Penilaian Kebersihan Kelas.

Baca Selanjutnya ..

PENYERAHAN BUKU LAPORAN PENDIDIKAN



PENYERAHAN BUKU LAPORAN PENDIDIKAN SMP NEGERI 2 TELAGA
Setelah sekitar 6 bulan menjalani kegiatan pembelajaran semester ganjil, maka pada hari Rabu, tanggal 30 Desember 2009, diadakan penyerahan raport akhir semester ganjil bagi seluruh siswa SMPN 2 Telaga. Penyerahan raport berlangsung lancar, yang dihadiri oleh orang tua/wali masing-masing siswa.
Pada kesempatan ini, Panitia Ulangan semester mengumumkan nama-nama siswa yang mendapat peringkat I,II dan III serta juara umum tiap-tiap tingkatan. Disamping itu , SMPN 2 Telaga juga melakukan meeting kelas antara lain lomba vokalia, lomba lari, volley ball dan juga penilaian kebersihan antar kelas.


Adapaun nama-nama siswa yang mendapat peringkat adalah :
Kelas VII Bangunan :
Peringkat I : Abd. Rahman Tumbuli ; Jumlah Nilai : 918
Peringkat II : Abd. Gafar Palowa ; Jumlah Nilai : 904
Peringkat III : Rahmi Badu ; Jumlah Nilai : 904
Kelas VII Pengerjaan Logam :
Peringkat I : Oscar Rahman ; Jumlah Nilai : 910
Peringkat II : Supriyanto Saleh ; Jumlah Nilai : 903
Peringkat III : Hendrik Ambo ; Jumlah Nilai : 902
Kelas VII Otomotif :
Peringkat I : Ismail Polapa ; Jumlah Nilai : 948
Peringkat II : Rezal Saputra Ayuba ; Jumlah Nilai : 926
Peringkat III : Primaldi Yakob ; Jumlah Nilai : 893
Kelas VII Tata Niaga 1 :
Peringkat I : Sinta Djailani ; Jumlah Nilai : 955
Peringkat II : Febriyanti Djunus ; Jumlah Nilai : 926
Peringkat III : Syarifudin Djuma ; Jumlah Nilai : 917
Kelas VII Tata Niaga 2 :
Peringkat I : Nirmawati Bau ; Jumlah Nilai : 938
Peringkat II : Lastri Saleh ; Jumlah Nilai : 930
Peringkat III : Sartika Suleman ; Jumlah Nilai : 910

Foto Bersama Siswa Berprestasi Kelas VII


Kelas VIII Pengerjaan Logam :
Peringkat I : Aldi Inaku ; Jumlah Nilai : 914
Peringkat II : Sunandar Lateka ; Jumlah Nilai : 897
Peringkat III : Alfian Hamzah ; Jumlah Nilai : 892
Kelas VIII Otomotif :
Peringkat I : Moh. Sabri Entengo ; Jumlah Nilai :928
Peringkat II : Nofrianto Umar ; Jumlah Nilai : 897
Peringkat III : Yasca Ismail ; Jumlah Nilai : 892
Kelas VIII Tata Niaga 1 :
Peringkat I : Pratiwi Harmain ; Jumlah Nilai : 1007
Peringkat II : Salma Labdul ; Jumlah Nilai : 980
Peringkat III : Dian Ahmad ; Jumlah Nilai : 956
Kelas VIII Tata Niaga 2 :
Peringkat I : Iman S. Tangoi ; Jumlah Nilai : 975
Peringkat II : Sri Novia Kasim ; Jumlah Nilai : 945
Peringkat III : Fegi R. Lamadi ; Jumlah Nilai : 930

Foto Bersama Siswa Berprestasi Kelas VIII

Kelas IX Bangunan 1:
Peringkat I : Bahtiar Antu ; Jumlah Nilai : 982
Peringkat II : Taufiq Kasim ; Jumlah Nilai : 942
Peringkat III : Nasrun Yusuf ; Jumlah Nilai : 938
Kelas IX Bangunan 2 :
Peringkat I : Roswandi Djaina ; Jumlah Nilai : 962
Peringkat II : Ismail Harun ; Jumlah Nilai : 956
Peringkat III : Abd. Wahab Tadulo ; Jumlah Nilai : 939
Kelas IX Pengerjaan Logam :
Peringkat I : Noval Puliki ; Jumlah Nilai : 938
Peringkat II : Herdi Nani ; Jumlah Nilai : 936
Peringkat III : Syahril Mantowali ; Jumlah Nilai : 908
Kelas IX Otomotif 1:
Peringkat I : Moh. Sabri Entengo ; Jumlah Nilai :928
Peringkat II : Nofrianto Umar ; Jumlah Nilai : 897
Peringkat III : Yasca Ismail ; Jumlah Nilai : 892
Kelas Kelas IX Otomotif 2:
Peringkat I : Moh. Fajrun Adam ; Jumlah Nilai : 978
Peringkat II : Ferianto Ibrahim ; Jumlah Nilai : 931
Peringkat III : Moh. Firman Hippi ; Jumlah Nilai : 927
Kelas IX Tata Niaga 1 :
Peringkat I : Sri Anggriani Halaka ; Jumlah Nilai : 987
Peringkat II : Fandi Setiawan ; Jumlah Nilai : 985
Peringkat III : Wahyudin Bakari ; Jumlah Nilai : 978
Kelas IX Tata Niaga 2 :
Peringkat I : Sri Maya Kalapati ; Jumlah Nilai : 1000
Peringkat II : Novi Bahuwa ; Jumlah Nilai : 998
Peringkat III : Yulianingsih Nopo ; Jumlah Nilai : 987

Foto Bersama Siswa Berprestasi Kelas IX


PERINGKAT UMUM :
Kelas VII :
Peringkat I : Sinta Djailani /VII TN1 ; Jumlah Nilai : 955
Peringkat II : Ismail Polapa /VII OT ; Jumlah Nilai : 948
Peringkat III : Nirmawati Bau /VII TN2 ; Jumlah Nilai : 938
Kelas VIII :
Peringkat I : Pratiwi Harmain/VIII TN1 ; Jumlah Nilai : 1007
Peringkat II : Salma Labdul/VIII TN1 ; Jumlah Nilai : 980
Peringkat III : Iman S. Tangoi/ VIII TN2 ; Jumlah Nilai : 975
Kelas IX :
Peringkat I : Sri Maya Kalapati / IX TN 2 ; Jumlah Nilai : 938
Peringkat II : Novi Bahua / IX TN 2 ; Jumlah Nilai : 936
Peringkat III : Sri Anggriani Halaka/IX TN 1 ; Jumlah Nilai : 908

Foto bersama Juara Umum dengan Kepala SMPN 2 Telaga


Penyerahan Hadiah Kepada Siswa Berprestasi oleh Kepala Sekolah

Baca Selanjutnya ..

Rabu, 14 Oktober 2009

SMPN 2 Telaga dalam Gambar


Staf Guru dan TU SMPN 2 Telaga


Kegiatan Lomba di bidang kerohanian

Dewan Juri dalam Lomba kerohanian

Kepala Sekolah dalam kegiatan Upacara

Guru dan staf TU dalam kegiatan Upacara Bendera

Pemilihan Pengurus OSIS SMPN 2 Telaga

Suasana perhitungan Suara dalam Pemilihan OSIS

Yang terlupakan

Baca Selanjutnya ..

Rabu, 05 Agustus 2009

Latihan Dasar Kepemimpinan Pengurus OSIS


Sehubungan dengan dimulainya tahun ajaran baru, SMP Negeri 2 Telaga akan melakukan Pemilihan Pengurus OSIS yang baru periode 2009-2010.Namun sebelumnya,perlu adanya kegiatan Latihan dasar kepemimpinan untuk membekali pengurus OSIS yang terpilih nantinya.Menurut kepala Sekolah Dra. Zohra Maulana dalam pembukaan kegiatan LDKS yang dilaksanakan pada tgl. 28-30 Juli 2009, dihimbau kepada pengurus OSIS yang baru Setelah mengikuti kegiatan latihan kepemimpinan ini siswa diharapkan dapat meningkatkan dan memantapkan mutu kepemimpinan OSIS, meningkatkan kemampuan berorganisasi dan kesadaran politik sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, meningkatkan dan mengembangkan serta memperluas wawasan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan OSIS dan siswa dapat menyususn program kerja OSIS.

Pelaksanaan kegiatan acara ini secara keseluruhan dapat dikatakan lancar tanpa halangan atau rintangan apapun.
Pemateri atau penanggung jawab kegiatan adalah wakil kepala sekolah bagian Kesiswaan dan pengasuh ekstra di lingkungan SMP Negeri 2 Telaga yaitu Bapak Mahmud, S.Pd
Materi kegiatan LDKS ini meliputi;Dasar-dasar kepemimpinan; Kewiraan; Ke-OSIS-an; Prilaku berorganisas; Penyusunan program kerja OSIS; Out Bond; Bina Kepribadian; Dinamika Kelompok; Kultum dan Shalat Jamaah; Hidup disiplin; Permainan; Pengambilan Keputusan; Kesekretariatan.

Dra. Hj.Hadjira Itani selaku KAUR Kesiswaan

Peserta LDK SMPN 2 Telaga

Baca Selanjutnya ..

Rabu, 29 Juli 2009

Implementasi pendidikan multikultur Dunia Pendidikan

Implementasi pendidikan multikultur Dunia Pendidikan: "Uraian sebelumnya telah mempertebal keyakinan kita betapa paradigma pendidikan multikulturalisme sangat bermanfaat untuk membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan kebutuhan di antara kita. Paparan di atas juga memberi dorongan dan spirit bagi lembaga pendidikan nasional untuk mau menanamkan sikap kepada peserta didik untuk menghargai orang, budaya, agama, dan keyakinan lain. Harapannya, dengan implementasi pendidikan yang berwawasan multikultural, akan membantu siswa mengerti, menerima dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian.

Lewat penanaman semangat multikulturalisme di sekolah-sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama dan mau hidup bersama secara damai. Agar proses ini berjalan sesuai harapan, maka seyogyanya kita mau menerima jika pendidikan multikultural disosialisasikan dan didiseminasikan melalui lembaga pendidikan, serta, jika mungkin, ditetapkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di berbagai jenjang baik di lembaga pendidikan pemerintah maupun swasta. Apalagi, paradigma multikultural secara implisit juga menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.


Pada konteks ini dapat dikatakan, tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Lebih jauh lagi, penganut agama dan budaya yang berbeda dapat belajar untuk melawan atau setidaknya tidak setuju dengan ketidak-toleranan (l’intorelable) seperti inkuisisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya teologi atau ideologi), perang agama, diskriminasi, dan hegemoni budaya di tengah kultur monolitik dan uniformitas global.

Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural sebagai sebuah konsep atau pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun ada interes politik, sosial, ekonomi dan intelektual yang mendorong kemunculannya. Wacana pendidikan multikultural pada awalnya sangat bias Amerika karena punya akar sejarah dengan gerakan hak asasi manusia (HAM) dari berbagai kelompok yang tertindas di negeri tersebut. Banyak lacakan sejarah atau asal-usul pendidikan multikultural yang merujuk pada gerakan sosial Orang Amerika keturunan Afrika dan kelompok kulit berwarna lain yang mengalami praktik diskrinunasi di lembaga-lembaga publik pada masa perjuangan hak asasi pada tahun 1960-an. Di antara lembaga yang secara khusus disorot karena bermusuhan dengan ide persamaan ras pada saat itu adalah lembaga pendidikan. Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, suara-suara yang menuntut lembaga-lembaga pendidikan agar konsisten dalam menerima dan menghargai perbedaan semakin kencang, yang dikumandangkan oleh para aktivis, para tokoh dan orang tua. Mereka menuntut adanya persamaan kesempatan di bidang pekerjaan dan pendidikan. Momentum inilah yang dianggap sebagai awal mula dari konseptualisasi pendidikan multikultural.

Tahun 1980-an agaknya yang dianggap sebagai kemunculan lembaga sekolah yang berlandaskan pendidikan multikultural yang didirikan oleh para peneliti dan aktivis pendidikan progresif. James Bank adalah salah seorang pioner dari pendidikan multikultural. Dia yang membumikan konsep pendidikan multikultural menjadi ide persamaan pendidikan. Pada pertengahan dan akhir 1980-an, muncul kelompok sarjana, di antaranya Carl Grant, Christine Sleeter, Geneva Gay dan Sonia Nieto yang memberikan wawasan lebih luas soal pendidikan multikultural, memperdalam kerangka kerja yang membumikan ide persamaan pendidikan dan menghubungkannya dengan transformasi dan perubahan sosial.

Didorong oleh tuntutan warga Amerika keturunan Afrika, Latin/Hispanic, warga pribumi dan kelompok marjinal lain terhadap persamaan kesempatan pendidikan serta didorong oleh usaha komunitas pendidikan profesional untuk memberikan solusi terhadap masalah pertentangan ras dan rendahnya prestasi kaum minoritas di sekolah menjadikan pendidikan multikultural sebagai slogan yang sangat populer pada tahun 1990-an. Selama dua dekade konsep pendidikan multikultural menjadi slogan yang sangat populer di sekolah-sekolah AS. Secara umum, konsep ini diterima sebagai strategi penting dalam mengembangkan toleransi dan sensitivitas terhadap sejarah dan budaya dari kelompok etnis yang beraneka macam di negara ini.

Ide pendidikan multikulturalisme akhirnya menjadi komitmen global sebagaimana direkomendasi UNESCO pada bulan Oktober 1994 di Jenewa. Rekomendasi itu di antaranya memuat empat pesan. Pertama, pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan untuk mengakui dan menerima nilai-nilai yang ada dalam kebhinnekaan pribadi, jenis kelamin, masyarakat dan budaya serta mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi dan bekerja sama dengan yang lain. Kedua, pendidikan hendaknya meneguhkan jati diri dan mendorong konvergensi gagasan dan penyelesaian-penyelesaian yang memperkokoh perdamaian, persaudaraan dan solidaritas antara pribadi dan masyarakat. Ketiga, pendidikan hendaknya meningkatkan kemampuan menyelesaikan konflik secara damai dan tanpa kekerasan. Karena itu, pendidikan hendaknya juga meningkatkan pengembangan kedamaian dalam diri diri pikiran peserta didik sehingga dengan demikian mereka mampu membangun secara lebih kokoh kualitas toleransi, kesabaran, kemauan untuk berbagi dan memelihara.

Konsep pendidikan multikultural dalam perjalanannya menyebar luas ke kawasan di luar AS, khususnya di negara-negara yang memiliki keragaman etnis, ras, agama dan budaya seperti Indonesia. Sekarang ini, pendidikan multikultural secara umum mencakup ide pluralisme budaya. Tema umum yang dibahas meliputi pemahaman budaya, penghargaan budaya dari kelompok yang beragam dan persiapan untuk hidup dalam masyarakat pluralistik.

Pada konteks Indonesia, perbincangan tentang konsep pendidikan multikultural semakin memperoleh momentum pasca runtuhnya rezim otoriter-militeristik Orde Baru karena hempasan badai reformasi. Era reformasi ternyata tidak hanya membawa berkah bagi bangsa kita namun juga memberi peluang meningkatnya kecenderungan primordialisme. Untuk itu, dirasakan kita perlu menerapkan paradigma pendidikan multikultur untuk menangkal semangat primordialisme tersebut.

Secara generik, pendidikan multikultural memang sebuah konsep yang dibuat dengan tujuan untuk menciptakan persamaan peluang pendidikan bagi semua siswa yang berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya. Salah satu tujuan penting dari konsep pendidikan multikultural adalah untuk membantu semua siswa agar memperoleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada masyarakat demokrasi-pluralistik serta diperlukan untuk berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi dengan warga dari kelompok beragam agar tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama.

Dalam implementasinya, paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:

* Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang.
* Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal terhadap kebenaran sejarah.
* Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang kebudayaan yang berbeda-beda.
* Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-prinisip pokok dalam memberantas pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.

Pendidikan multikultural mencerminkan keseimbangan antara pemahaman persamaan dan perbedaan budaya mendorong individu untuk mempertahankan dan memperluas wawasan budaya dan kebudayaan mereka sendiri.

Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam melaksanakan pendidikan multikultural dalam struktur sekolah adalah tidak adanya kebijakan yang menghambat toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan terhadap ras, etnis dan jenis kelamin. Juga, harus menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan budaya, di antaranya mencakup pakaian, musik dan makanan kesukaan. Selain itu, juga memberikan kebebasan bagi anak dalam merayakan hari-hari besar umat beragama serta memperkokoh sikap anak agar merasa butuh terlibat dalam pengambilan keputusan secara demokratis.


Source :

Internet and Computer Technology
"

Baca Selanjutnya ..

Senin, 27 Juli 2009

ABSTRAK

PATUAN MANURUNG. Analisis Pengintegrasian Pendidikan Multikultural pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 8 Gorontalo, dibawah bimbingan Dr. H. Abdul Haris Panai, S.Pd, M.Pd selaku Komisi pembimbing I dan Dr. Novri Y. Kandowangko, M.P selaku Komisi pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengintegrasian pendidikan multikultural pada kurikulum tingkat satuan pendidikan SMP dan melihat implementasinya pada kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil kajian diperoleh standar kompetensi yang bermuatan pendidikan multikultural pada kelas VII, VIII dan IX yaitu 54.90 % yang diperoleh dari banyaknya jumlah standar kompetensi yang ada 168 stndar kompetensi yang bermuatan pendidikan multikultural dari 306 standar kompetensi yang ada. Jika dilihat dari jumlah kompetensi dasar yaitu kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik maka muatan pendidikan multikultural adalah 49.82 % yang diperoleh dari jumlah kompetensi dasar yang bermuatan pendidikan multikultural 422 KD dari 847 KD yang ada. Muatan pendidikan multikultural pada masing-masing mata pelajaran adalah sebagai berikut, pendidikan agama 100%, selanjutnya PKn 64.44 %, bahasa indonesia 23.08 %, bahasa inggris 33.33 %, matematika 6,78 %, IPA terpadu 15. 28 %, IPS terpadu 42.11 %, seni budaya 100%, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 32.25% dan Teknologi Informasi dan Komunikasi 10.71 %. Selain itu khusus untuk muatan lokal yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 8 Gorontalo yang disesuaikan dengan potensi daerah Gorontalo yaitu pendidikan berbasis kawasan dengan mata pelajaran Teknologi Agropolitan 11.43%.
Pada hakekatnya, apa yang menjadi muatan pendidikan multikultural pada KTSP telah diimplementasikan guru dilapangan, akan tetapi apa yang dapat diberikan guru sesuai dengan kompetensi yang Ia miliki. Penggunaan strategi dan pendekatan yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran sangat menentukan dalam mengefektifkan dan mengoptimalkan pembelajaran pendidikan multikultural di di sekolah.
Pendidikan multikultural yang telah diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 8 Gorontalo telah berdampak pada diri siswa sehingga siswa memiliki keterampilan mengembangkan kecakapan hidup dalam menghormati budaya orang lain, toleransi terhadap perbedaan, akomodatif, terbuka dan jujur dalam berinteraksi dengan teman ( orang lain ) yang berbeda suku, agama, etnis dan budayanya. Memiliki empati tinggi terhadap perbedaan budaya lain, dan mampu mengelola konflik dengan tanpa kekerasan.

Kata Kunci : Pendidikan Multikultural, Kurikulum, Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar.

Baca Selanjutnya ..

Rabu, 22 Juli 2009

PEMBUKAAN MOS SMPN 2 TELAGA

Upacara bendera dalam rangka pembukaan MOS 2009/2010

SMP Negeri 2 Telaga dalam tahun ajaran 2009/2010 telah menerima siswa kelas VII sebanyak 115 siswa yang tertampung melalui seleksi tes dan wawancara. Sehubungan dengan persipan proses belajar tahun ajaran baru, SMP Negeri 2 Telaga siswa yang diterima melalui penerimaan peserta didik baru (PPDB) menjalani kegiatan masa orientasi sekolah (MOS), pada Senin (13/7) hingga Rabu (15/7)
Penyematan tanda peserta MOS oleh Kepala Sekolah

Pembina OSIS SMP Negeri 2 Telaga, Mahmud S.Pd, Sabtu (13/7), mengatakan, pembukaan kegiatan MOS yang dilaksanakan hari ini (senin) diikuti sebanyak 115 siswa baru," kata
Menurut dia, pada pembukaan MOS hari ini, dilakukan pembagian kelompok serta pengarahan umum dari pembina OSIS dan ketua OSIS serta pengenalan mentor dari pengurus OSIS yang akan menjadi pendamping kelompok.
Kegiatan MOS yang dilaksanakan pada Senin hingga Rabu, para siswa baru tersebut akan menerima pembekalan materi pengenalan sekolah yang dibagi menjadi tiga kelompok yakni materi umum, materi utama, dan materi pendukung.
Materi umum berisi penjelasan mengenai tata tertib dan budi pekerti, pengenalan lingkungan sekolah, dan pengenalan sistem belajar. Materi utama, penjelasan soal wawasan wiyatamandala dan pola belajar cerdas.
Kemudian materi pendukung berisi, apresiasi seni, permainan, pengenalan OSIS, pengenalan kegiatan ekstrakurikuler, serta sholat dan makan siang.
"Pelaksanaan MOS dilakukan dalam bentuk tatap buka di kelas, permainan dan baris-berbaris di lapangan, serta mengunjungi fasilitas ruangan sekolah," katanya.
Menurut dia, kegiatan MOS ini sasaran untuk mempercepat siswa baru mengenal lingkungan sekolah, pengenalan sistem belajar, dan pola belajar cerdas, termasuk berkenalan dengan sesama siswa baru, seniornya di kelas delapan dan sembilan, serta dengan guru.

"Melalui kegiatan MOS ini, hanya dalam waktu tiga hari para siswa baru sudah saling mengenal satu sama lain dan sudah tumbuh keakraban," katanya.

Setelah pelaksanaan MOS, katanya, para siswa baru kemudian dibagi sesuai kelasnya masing-masing perjurusan keterampilan yang dipilih.
Laporan Panitia MOS SMPN 2 Telaga
Guru-guru SMP N 2 Telaga
Kepala Sekolah memberikan pengarahan dalam rangka kegiatan MOS
Peserta Upacara Pembukaan MOS


Baca Selanjutnya ..

Senin, 25 Mei 2009

Makalah Aplikasi Teknologi Pendidikan

Makalah Aplikasi Teknologi Pendidikan Makalah Aplikasi Teknologi Pendidikan Moh. Mujib




Baca Selanjutnya ..

Kamis, 21 Mei 2009

Kegiatan O2SN dan FLS2N Tahun 2009

Kegiatan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Olimpiade Olahraga Siswa Tingkat Nasional (O2SN) Sekolah Menengah Tingkat Pertama tingkat Kabupaten Gorontalo dilangsungkan pada tanggal 6 - 9 Mei 2009 dan tingkat Provinsi pada tanggal 13-16 Mei 2009.
SMP Negeri 2 Telaga juga mengirimkan wakil-wakilnya untuk kegiatan tersebut, dan memperolah prestasi dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan.
antara lain :
1. Juara 1 Bulu tangkis Tingkat Kabupaten
2. Juara 1 Bulu tangkis Tingkat Provinsi
3. Juara 3 Basket tingkat Kabupaten
4. Juara 1 Atletik Putri Tingkat Kabupaten
5. Juara 1 Seni Krya tingkat kabupaten
6. Juara 2 melukis Tingkat Kabupaten
7. Juara 3 Vokalya tingkat Kabupaten
8. Harapan 2 Story telling tingkat kabupaten
9. Harapan 2 Tarian tingkat Kabupaten

Walaupun tidak bisa meraih juara umum dalam kegiatan tersebut, namun kepada siswa perlu diacungkan jempol karena semangat jiwa olah raga dan seni yang mereka miliki, untuk itu bakat - bakat yang ada pada siswa akan senantiasa dikembangkan melalui program pengembangan diri yang dilaksanakan di sekolah.
Peserta Vokalia SMPN 2 Telaga
Tim Tarian SMPN 2 Telaga beserta Kepala Sekolah
Lagi Unjuk kebolehan
Ferdi salah satu peserta vokalia SMPN 2 Telaga
Di depan dewan juri
Peserta Tarian bersama kaur Kesisswaan dan Kepala Sekolah

Baca Selanjutnya ..

Senin, 18 Mei 2009

SOAL TIK KELAS VIII


TIK Kelas 8 -


Baca Selanjutnya ..

Kumpulan Soal Kelas VIII

KUMPULAN SOAL KLS 8 KUMPULAN SOAL KLS 8 denny koleksi soal saya sejak 2004 - 2007




Baca Selanjutnya ..

Jumat, 01 Mei 2009

PEMBELAJARAN TEMATIK

Model Pembelajaran Tematik




Baca Selanjutnya ..

Senin, 27 April 2009

SISWA SMP NEGERI 2 TELAGA HADAPI UN 2009 DENGAN TENANG

Ujian Nasional telah tiba...dengan semangat dan batin yang tenang..para siswa smp negeri 2 telaga, pagi ini telah hadir di sekolah. Nampaknya tak satupun yang kelihatan gentar...semuanya kelihatan telah siap 100% menghadapi ujian ini dengan harapan semuanya lulus.
Suasana Menjelang Ujian Nasional

Kepala SMP Negeri 2 Telaga Dra. Zohra Maulana, yakin bahwa porsentase kelululusan tahun ini dapat dipertahankan. ini semua berkat usaha para guru yang selalu membimbing para siswa, lewat Les maupun try out yang dilaksanakan.
Aktivitas Guru-guru disaat para siswanya lagi mengahadapi pertarungan UN2009

Materi ujian untuk siswa SMP pun mengalami penambahan mata pelajaran. Selain Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, UN untuk siswa SMP ditambah dengan mata pelajaran IPA.
Dari masing-masing mata pelajaran yang diujikan tersebut nilai rata-rata minimal 4,25, dan boleh terdapat nilai 4,00 asalkan akumulasi perolehan nilai rata-rata dari enam pelajaran yang diujikan minimal mencapai 5,50. Kendati demikian, nilai 4,00 tersebut hanya diperbolehkan maksimal pada dua mata pelajaran.
walau standar kelulusan dinaikkan SMPN2 Telaga pasti bisa meraih kelulusan 100%. SEMOGA.... BRAVO SMPN2 TELAGA

Baca Selanjutnya ..

Jumat, 24 April 2009

MENERIMA SISWA BARU


VISI :
“ Menyiapkan peserta didik menjadi warga masyarakat yang produktif dan mandiri, memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan dasar yang berdasarkan Imtaq ”.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, SMPN 2 Telaga senantiasa berbenah diri menampilkan yang terbaik dalam menciptakan SDM yang terampil yang siap mengadapi kompetisi dalam kemajuan dan perkembangan zaman sekarang ini serta terdepan dalam mencapai Kabupaten Cerdas 2015. Dengan adanya program pemerintah tahun 2009 “SEKOLAH GRATIS”maka tidak ada alasan lagi untuk tidak sekolah. Oleh karena itu, SMP Negeri 2 Telaga siap membuka pintu selebar-lebarnya bagi teruna-teruna bangsa yang hendak mendaftar dengan GRATIS.

Perlu diketahui bahwa SMPN 2 Telaga juga melaksanakan mulok keterampilan sehingga membuatnya berbeda dengan sekolah lain. Satu – satunya sekolah keterampilan yang ada di Provinsi Gorontalo yang melaksanakan 4 program Keterampilan yaitu.
1. Keterampilan Bangunan
2. Keterampilan Pengerjaan Logam
3. Keterampilan Otomotif
4. Keterampilan Tata Niaga
Disamping fasilitas yang begitu lengkap. Khusus Pembelajaran mata pelajaran umum menggunakan multimedia, seperti Laptop dan Infocus dan video, CD interaktif. sebagai wujud pelaksanaan Sekolah yang bermutu dan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP).
Untuk syarat pendaftaran adalah sebagai berikut
1. Mengisi Formulir Pendaftaran
2. FC. Izasah atau surat keterangan lulus
3. FC.Akte Kelahiran
4. Pas Photo hitam putih 3x4 (5 lembar )
5. Pas Photo hitam putih 2x3 (2 lembar )
6. Sertifikat/Surat Keterangan telah ikut metode Iqra
7. Sertifikat Prestasi ( Kalau Ada )
Untuk keterangan lanjut, hubungi Panitia Penerimaan Murid Baru SMP N 2 Telaga


Baca Selanjutnya ..

HADAPI UN 2009 DENGAN BATIN YANG TENANG


Sekitar 146 siswa kelas IX SMPN 2 Telaga dan juga dihadiri kelas VII dan VIII, sabtu 25 April 2009 mengadakan Zikir bersama dalam menghadapi ujian Nasional yang akan dilaksanakan pada hari Senin 27 April 2009.
Para Siswa larut dalam lantunan ayat suci dan zikir. Dengan khusyuk mereka memanjatkan permohonan kepada Sang Maha Kuasa. Agar diberikan kemudahan dan ketenteraman jiwa menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN).

"Acara ini juga dihadiri oleh para guru dan staf tata usaha SMPN 2 Telaga. Acara ini merupakan spontanitas Kepala Sekolah.

Zohra Maulana selaku Kepala Sekolah berharap dengan zikir, bisa menumbuhkan ketenangan di hati para siswa. Sehingga menciptakan suasana ujian yang aman, tertib dan tentunya kelulusan diraih mereka. Zikir bagi umat Islam, kata dia, memiliki arti penting sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dimana selaku hamba-Nya, umat muslim diharuskan menjadi orang yang betul-betul beriman dan selalu berada di jalan Allah SWT. "Untuk itulah kaum muslim harus menunjukkan sikap dan perilaku yang diajarkan oleh Allah SWT. Salah satunya adalah zikir, guna selalu mengingat Allah SWT,".

Baca Selanjutnya ..

Mendiknas: Sekolah Gratis Tak Berarti Tanpa Sumbangan
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof Dr Bambang Sudibjo MM menandaskan, sekolah gratis bukan berarti meniadakan sumbangan dari masyarakat. Sebab, biaya yang diberikan oleh pemerintah hanya sebatas pada pemenuhan biaya operasional sekolah.

”Sekolah gratis melalui dana BOS bukan berarti gratis tidak terbatas, sebab selain biaya operasional sekolah, siswa memerlukan biaya lain, seperti untuk transportasi, pakaian dan lainnya, apalagi di perkotaan” tandas Mendiknas ketika berdialog dengan sekitar 400 anggota PGRI Kabupaten Temanggung dan Wonosobo.

Dalam acara Dialog Publik Pendidikan bertajuk ‘Strategi Implementasi Pendidikan Gratis dan Peningkatan Mutu Penididikan dan Tenaga Kependidikan’ di Graha Bhumiphala Kabupaten Temanggung Jawa Tengah Sabtu (21/3) Mendikanas mengingatkan, sekolah-sekolah negeri khususnya, tidak boleh melakukan pungutan dari orang tua murid.

Pungutan dengan sumbangan, tambah Mendiknas, berbeda. Kalau sumbangan, berarti sukarela, tidak ditentukan nominal maupun waktu penyerahan. Namun jika sudah ditentukan waktu maupun nominalnya, berarti sekolah melakukan pungutan, ini yang tidak boleh kata Mendiknas.

”Meski kita sudah mencanangkan sekolah gratis untuk tingkat pendidikan dasar, bukan berarti meniadakan atau mematikan sumbangan. Jika sumbangan diberikan dengan ikhlas akan berkah,” kata Bambang Sudibjo menambahkan.

Jika ada guru atau kepala sekolah yang terbukti melanggar aturan, UU Sisidiknas, kata Bambang harus ditindak dan diberi sanksi. Di antaranya berupa penurunan jabatan atau penundaan kenaikan pangkat.

Menurut Mendiknas, untuk bisa mendapatkan sumbangan dari masyarakat dalam hal ini wali murid, sekolah harus memiliki orientasi mutu. Jika hal itu bisa dibuktikan, masyarakat akan dengan senang hati atau rela memberikan sumbangan. ”Hanya saja sekali lagi saya ingatkan, sekolah tidak boleh melakukan pungutan, apalagi dengan tarip.”

Baca Selanjutnya ..

Kamis, 23 April 2009

CONTOH PROPOSAL MGMP

CONTOH PROPOSAL
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
MGMP……………. KABUPATEN ……………

A. RASIONAL

Perubahan paradigma pendidikan di era globalisasi ini mengharuskan adanya perubahan pola pikir (mindset) dan pola tindak (actionset) bagi guru terutama dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum (KTSP) yang berlaku sekarang.
Perubahan pola pikir dan pola tindak bagi guru dalam mengelola kelas dan melaksanakan proses pembelajaran, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan khususnya layanan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses (Permendiknas nomor 41 tahun 2007)

Pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1)

Fungsi, tujuan, dan kewajiban pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah dari waktu ke waktu. Rendahnya mutu pendidikan nasional, telah berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap rendahnya mutu dan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia pada bursa tenaga kerja global.

Sehubungan dengan itu, Departemen Pendidikan Nasional menetapkan tiga pilar kebijakan (Propenas 2005-2009) , yakni:

1. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan;
2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan
3. Governance, akuntabilitas, dan pencitraan publik

Pada tataran operasional, peningkatan mutu pendidikan nasional diarahkan untuk memberikan penjaminan mutu pendidikan kepada masyarakat. Karenanya, pendidikan pada satuan pendidikan ”harus” dilaksanakan sesuai dengan standar nasional pendidikan dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang secara dinamis dengan memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan yang terwadahi dalam berbagai forum secara optimal.

Sesuai dengan semangat otonomi daerah, otonomi sekolah dan tuntutan profesionalisme maka perlu direview tugas dan fungsi wadah profesionalisme guru yang telah ada selama ini dengan mempertimbangkan hasil belajar siswa sebagai alat (1) quality control; (2) quality assurance; (3) motivator ; dan (4) public accountability.

Keberadaan MGMP/MGMD/MGPD sebagai wadah atau forum profesional guru di sekolah maupun di tingkat kabupaten/kota memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga guru lebih profesional. Melalui revitalisasi dan pemberdayaan MGMP/MGMD/MGPD diharapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas dapat terpecahkan sehingga proses pembelajaran lebih efektif, bermutu, dan dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional.

B. PERMASALAHAN

Revitalisasi dan pemberdayaan MGMP/MGMD/MGPD, diharapkan dapat mendukung secara optimum peningkatan kemampuan profesional guru dalam pembelajaran di sekolah. Upaya revitalisasi dan pemberdayaan tersebut dilakukan karena intensitas dan kebermaknaan kegiatan forum-forum dimaksud masih kurang optimal

Masalah utama yang dihadapi, antara lain adalah:

1. Manajemen MGMP/MGMD/MGPD, kurang berfungsi secara optimal.
2. Program-program MGMP/MGMD/MGPD, kurang menggigit dan kurang signifikan.
3. Dana pendukung operasional MGMP/ MGMD/MGPD, kurang proporsional.
4. Rendahnya perhatian dan kontribusi pemerintah kabupaten/kota melalui dinas pendidikan terkait terhadap MGMP/ MGMD/MGPD.
5. Rendahnya dukungan asosiasi profesi terhadap MGMP/ MGMD/MGPD.
6. Kurang diberdayakan eksistensi dan signifikansi MGMP/ MGMD/MGPD, dalam peningkatan mutu pembelajaran yang berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional

Dalam konteks itu, guru perlu didorong secara terus menerus untuk senantiasa meningkatkan profesionalismenya. Oleh karena itu, revitalisasi dan pemberdayaan MGMP/ MGMD/MGPD dipandang sangat strategis untuk meningkatkan mutu guru.

C. PROGRAM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MGMP/MGMD/MGPD

Bagaimana upaya kita dalam melakukan revitalisasi dan pemberdayaan MGMP/MGMD/ MGPD dengan memperhatikan asumsi dasar sebagai berikut :

1. MGMP/MGMD/MGPD merupakan wadah yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru di kelas.
2. Di MGMP/MGMD/MGPD guru dengan gaya mengajar yang berbeda dan menghadapi siswa yang juga berbeda dapat berdiskusi, berbagi pengalaman (sharing)dan mencari solusi permasalahan yang dihadapinya di kelas.
3. Program MGMP/MGMD/MGPD harus dirancang dinamis sesuai dengan kebutuhan guru mata pelajaran dan juga disesuaikan dengan paradigma baru di bidang pendidikan
Revitalisasi dan pemberdayaan MGMP/MGMD/ MGPD dapat dilakukan dalam dua tahap, yaitu : (1) Perencanaan; dan (2) Pengembangan

1. Tahap perencanaan, lebih difokuskan untuk merevitalisasi MGMP/MGMD/ MGPD meliputi langkah-langkah berikut ini :

a. Tetapkan terlebih dahulu :
· Nama Organisasi dan Tempat kedudukan
· Dasar, Tujuan, dan Bentuk Kegiatan
· Kerangka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
· Keanggotaan dan Kepengurusan
· Hak dan Kewajiban Anggota
· Hak dan Kewajiban Pengurus
· Rencana / Sumber Pendanaan

b. Mengumpulkan guru mata pelajaran dengan bantuan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, untuk :
· Memilih pengurus melalui musyawarah dan menentukan letak sekretariat
· Merumuskan dan mengesahkan AD dan ART
· Merancang kegiatan dan program kerja MGMP/MGMD/MGPD
· Mencari informasi dari berbagai sumber dan mengembangkannya di MGMP/MGMD/MGPD
· Mendata/ mencari dukungan dana dengan mengajukan proposal
· Merencanakan program monitoring dan evaluasi kerja dan pelaporan kegiatan

2. Tahap Pengembangan ;

Tahap pengembangan ini lebih difokuskan untuk memberdayakan MGMP/ MGMD/MGPD yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

a. Buat Rancangan Kegiatan :

1) Melakukan reformulasi pembelajaran melalui model-model pembelajaran yang variatif seperti:

· Mempersiapkan Program Pengajaran dan mendiskusikan strategi alternatif pembelajaran yang efektif sesuai dengan standar proses
· Merancang pengembangan silabus sesuai dengan standar isi dan standar kelulusan
· Merancang pengembangan penilaian sesuai dengan standar penilaian
· Merancang Lembaran Kegiatan Ilmiah/Praktek Siswa untuk tiap kompetensi dasar
· Mendiskusikan penggunaan media pembelajaran yang tepat

2) Mendiskusikan kesulitan kesulitan yang dihadapi dalam KBM di kelas :
· Menampung permasalahan
· Mendiskusikan solusinya

3) Menampung karya Penelitian Tindakan Kelas (Action Classroom Research) guru, dan menyediakan jadwal presentasi

4) Sosialisasi pembaharuan yang didapat oleh guru yang mengikuti penataran tingkat nasional maupun tingkat provinsi.

5) Memperluas wawasan guru dengan mendatangkan pakar/nara sumber, guru model dan studi banding

b. Melaksanakan program pemberdayaan MGMP/MGMD/MGPD dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain :

1) seminar
2) workshop
3) lokakarya
4) diskusi panel

Agar tujuan MGMP/MGMD/MGPD dapat dicapai, berbagai langkah perlu ditempuh dalam menentukan bentuk dan pola kegiatan. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen hendaknya dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Penentuan kebutuhan pendidikan dan latihan atau suatu penilaian kebutuhan (need assessment) secara komprehensif.
2. Penetapan tujuan yang bersifat umum dan khusus (spesifik)
3. Pemilihan metode.
4. Pemilihan media.
5. Implementasi program.
6. Evaluasi program.

D. KESIMPULAN ;

Guru memiliki peranan yang strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal itu dapat dipahami karena guru adalah profesi pendidikan yang langsung berhubungan dengan peserta didik.

Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kompetensi guru adalah melalui forum MGMP/MGMD/MGPD, yang mana dalam kegiatan ini guru dalam satu rumpun bidang studi/mata pelajaran/program diklat dan dalam satuan wilayah tertentu, melakukan kegiatan bersama untuk meningkatkan kemampuan yang berhubungan dengan profesinya.

Agar tujuan MGMP/MGMD/MGPD dapat dicapai dengan optimal maka beberapa hal harus menjadi pertimbangan, yaitu: (1). Penentuan kebutuhan pendidikan dan latihan yang komprehensif; (2) Penetapan tutuan yang bersifat umum dan spesifik; (3) Pemilihan metode; (4) Pemilihan media; (5) Implementasi program; dan (6) Evaluasi program.

Melalui MGMP/MGMD/MGPD diharapkan kemampuan guru dapat meningkat yang pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap kinerja guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

RUJUKAN PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2002, Konsepsi Revitalisasi MGMP dalam Konteks School Reform dengan Pendekatan MBS/MPMBS, Jakarta

__________, 2004, Pedoman Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Jakarta

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah-an antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

LAMPIRAN :

1. Struktur Organisasi MGMP

Ketua

Nara Sumber

Bendahara

Sekretaris

Bidang

Bina Program

Bidang

Pengembangan Substansi

Bidang

Pelaporan/

Publikasi

A n g g o t a

RINCIAN PEMBAGIAN TUGAS :

Ketua : 1. Menentukan pokok-pokok kebijakan penyelenggaraan organisasi

MGMP

2. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan organisasi MGMP

3. Bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan pengorganisasian

MGMP.

Wakil ketua : 1. Membantu tugas-tugas ketua MGMP

2. Melaksanakan tugas ketua, jika ketua berhalangan

3. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya pada ketua MGMP

Sekretaris : 1. Mengatur dan menyelenggarakan kegiatan rutin bulanan, memberikan

pelayanan administrasi yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan

organisasi MGMP.

2. Mengagendakan setiap kegiatan dan membuat laporan kegiatan setiap

akhir semester.

Bendahara : 1. Melaksanakan pengelolaan dukungan keuangan dalam penyelenggaraan

organisasi MGMP.

2. Mengkoordinir keuangan dari pengadaan buku LKS.

.

Bidang Bina Program:

1. Merencanakan program kerja MGMP,

2. Monitoring dan evaluasi serta pendataan

3. Tindak lanjut program masa depan

Bidang Pengembangan Substansial :

1. Mengkoordinir kegiatan penyusunan silabus kurikulum dan sistem pengujian serta penyusunan alternatif strategi pembelajaran efektif.

2. Mengkoordinir kegiatan sosialisasi hasil workshop, diklat, TOT, semi

nar, lokakarya dan sejenisnya.

3. Merencanakan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pengem-

bangan karier guru dan peningkatan wawasan keilmuan peserta didik seperti mengadakan seminar, lomba-lomba mapel/PKS, olipiade dan sejenisnya.

Bidang Publikasi / Pelaporan :

1. Merencanakan dan melaksanakan hubungan antar organisasi terkait

yang relevan dengan kegiatan yang telah diprogramkan MGMP.

2. Melaksanakan publikasi program dan hasil kegiatan serta pendistribu-

siannya ke setiap anggota

3. Menyiapkan dan menyusun pelaporan hasil kegiatan.

Anggota MGMP : 1. Mendukung dan melaksanakan semua kegiatan yang telah diprogram-

kan MGMP.

2. Memanfaatkan hasil kegiatan MGMP dan menggunakannya untuk

menunjang kegiatan pembelajaran di selolah masing-masing.

3. Berperan aktif dalam setiap kegiatan baik yang bersifat rutin maupun

insidental.

Lampiran 2 : Hubungan Kolaborasi dan Alur Kerja MGMP

DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI
DEPDIKNAS
(DITJEN PMPTK)

DINAS PENDIDIKAN
KAB/KOTA
SATUAN PENDIDIKAN
MGMP PROVINSI

A G M P

MGMP SANGGAR

MGMP

SEKOLAH

P4TK, PT, DUDI

BSNP, BNSP

LPMP, PT, DUDI, BLK, Kadin, Wandik Prov

MKKS, PT, DUDI, BLK, Wandik Kab/Kota

Komite Sekolah

Pusat

Provinsi

Kab/Kota

KETERANGAN :

PMPTK : Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

AGMP : Asosiasi Guru Mata Pelajaran

P4TK : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

PT : Perguruan Tinggi

DUDI : Dunia Usaha dan Dunia Industri

BSNP : Badan Standar Nasional Pendidikan

BNSP : Badan Nasional Standar Profesi

LPMP : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

BLK : Balai Latihan Kerja

Wandik : Dewan Pendidikan

Lampiran 3 : Susunan Kepengurusan MGMP

STRUKTUR ORGANISASI

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

( MGMP) ……………………… KABUPATEN …………………………..

PERIODE 20..… – 20…..

Ketua : …………………………….

Wakil Ketua : ……………………………. (bila diperlukan)

Sekretaris : 1. …………………………….

2. ……………………………. (bila diperlukan)

Bendahara : 1. …………………………….

2. ……………………………. (bila diperlukan)

Nara Sumber : Pejabat Dinas Pendidikan

MKKS Kab/Kota

Dosen Perguruan Tinggi

Pakar, (sebut nama …………………….)

Bidang-bidang :

A. Bina Program : 1. …………………………..

2. …………………………..

3. ………………………….

A. Pengembangan Substansial: 1. ………………………….

2. ……………………………

3. ………………………………

B. Publikasi/Pelaporan : 1. …………………………….

2. …………………………….

3. ……………………………..

Anggota-anggota :

1. …………………

2. …………………

3. …………………

4. …………………

5. ……..dst

Lampiran 4 : Contoh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga MGMP

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP)

………………………………………………..

KABUPATEN/KOTA…………………….

PEMBUKAAN

Bahwa dalam rangka mewujudkan sekolah efektif dimasa mendatang melalui otonomi pendidikan yang berazaskan desentralisasi pendidikan dalam konteks MBS/MPMBS, organisasi profesi guru SMA mempunyai peranan dan tugas (multi fungsi) yang sangat penting dalam melakukan perubahan di semua komponen sekolah, khususnya manajemen kelas dalam orientasi pembelajaran efektif.

Bahwa dalam rangka pelaksanaan kurikulum yang berbasis kompetensi dan sistem pengujian berbasis kompetensi dimana orientasi pembelajaran berubah dari paradigma teaching menjadi learning, MGMP mempunyai peran dan fungsi yang berorintasi pada classroom reform dan laboratorium and outsourcing reform secara kolaboratif, bukan sekedar pertemuan semata tanpa makna.

Bahwa mengacu pada hal tersebut diatas, maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :

BAB I

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama dan Pengertian

Organisasi profesi guru mata pelajaran sejenis ini bernama MGMP Matematika (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Matematika), merupakan suatu forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran ………

Pasal 2

Tempat Kedudukan

MGMP ……………. berkedudukan di tingkat Kabupaten, bertempat di SMK …….. atau sekolah lain sesuai dengan kesepakatan anggota MGMP.

BAB II

DASAR, TUJUAN DAN KEGIATAN

Pasal 3

Dasar

1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal …. ayat….., setiap tenaga kependidikan berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta pembangunan suatu bangsa.

2. Keputusan MENPAN Nomor 26/MENPAN/1989 tanggal 2 Mei 1989 tentang angka kredit Jabatan fungsional guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan, bab XIII , pasal 61 ayat 1 ,tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan / atau mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan demi tercapainya tujuan pendidikan secara optimal.

Pasal 4

Tujuan

Tujuan MGMP ……adalah memberi wadah bagi guru-guru …….. untuk melakukan kegiatan dari, untuk dan oleh kita antara lain :

1. Memotivasi guru untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam merencanakan, melaksanakan dan membuat evaluasi program kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai guru profesional.

2. Membantu guru untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber ( hasil lokakarya, seminar, workshop, kegiatan kurikulum, dan lain-lain)

3. Membantu guru memecahkan/mendiskusikan permasalahan yang diperoleh guru dilapangan pada saat melaksanakan tugas sehari-hari.

4. Menyetarakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran …….., sehingga dapat menunjang usaha peningkatan pemerataan mutu pendidikan.

5. Memotivasi guru agar mampu menjabarkan/ merumuskan agenda reformasi sekolah ( School reform), khususnya focus classroom reform, sehingga terproses reorientasi pembelajaran yang efektif dan efisien

6. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan siswa.

7. Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Pasal 5

Kegiatan

Kegiatan MGMP ……. Kab. ………antara lain :

1. Menyusun program kerja jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek serta mengatur jadwal dan tempat kegiatan secara rutin.

2. Melaksanakan kegitan sesuai dengan program yang telah disusun yang mengacu pada tujuan MGMP ………

3. Melaporkan hasil kegiatan secara rutin setiap semester kepada koordinator MGMP …. dan Dinas Pendidikan serta Pemkab.

4. Mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan MKKS, Pejabat Dinas Pendidikan terkait, Pemerintah Daerah maupun para pakar yang relevan dibidangnya.

5. Mengadakan hubungan kerja sama dengan organisasi – organisasi lain yang relevan dalam hal berperan serta membantu kegiatan-kegiatan yang mendorong peserta didik untuk lebih meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi misalnya dengan mengikuti lomba-lomba olimpiade …….. dan sejenisnya.

BAB III

ORGANISASI

Pasal 6

Keanggotaan

MGMP ……… merupakan organisasi non struktural , bersifat mandiri, berasaskan kekeluargaan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga lain, yang keanggotaannya terdiri dari guru mata pelajaran sejenis (Guru ……) baik yang mengajar di SMK negeri maupun swasta baik yang berstatus PNS , maupun guru tidak tetap

Pasal 7

Kepengurusan

1. Pengurus MGMP …… tingkat Kabupaten terdiri dari :

1. Ketua dan wakil ketua

2. Sekretaris

3. Bendahara

4. Bidang-bidang : 1. Bidang Bina Program

2. Bidang Pengembangan Substansial

3. Bidang Pelaporan/Publikasi

Susunan dan jumlah pengurus MGMP …….. disesuaikan dengan kebutuhan dan dipilih atas dasar musyawarah serta diperkuat dengan surat keputusan oleh pejabat yang berwenang.

2. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota.

Pasal 8

Berakhirnya Keanggotaan dan Kepengurusan

1. Keanggotaan MGMP …….. Kab. …….. berakhir apabila:

a. Meninggal dunia

b. Mutasi ke daerah lain diluar Kab. ……..

c. Mengundurkan diri secara aktif disertai bukti pengunduran diri atas permintaan

sendiri.

2. Masa bakti kepengurusan selama 2 (dua) tahun, dan dapat dipilih kembali untuk periode ke dua .

3. Masa bakti pengurus MGMP …….. Kab. …….. maksimum 2 (dua) periode.

Pasal 9

Kewajiban dan Hak Anggota dan Pengurus

1. Setiap Anggota dan Pengurus MGMP …….. wajib :

a. Mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus sesuai dengan

program yang telah ditetapkan.

b. Mengikuti pertemuan rutin tiap bulan yang bertempat di SMK…….. atau tempat

tempat lain yang telah disepakati bersama.

c. Memberikan masukan kepada anggota yang lain setiap kali memperoleh pembekalan di tingkat propinsi maupun nasional, untuk pemerataan informasi terkini pada anggota yang lain.

d. Menggunakan hasil kegiatan kerja MGMP …….. yang berupa Lembar Kerja Siswa dalam kegiatan pembelajaran …….. di kelas.

2. Setiap Anggota dan Pengurus berhak untuk :

a. Memberi saran dan masukan untuk perkembangan dan kemajuan organisasi

MGMP …….. Kab. ………

b. Memperoleh manfaat dan kesempatan yang sama pada kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan MKKS, Dinas Pendidikan Kab. maupun Pemerintah Daerah

Kab. …….., pada kegiatan yang bersifat pengembangan wawasan keilmuan, wa

wasan kependidikan maupun pembinaan dibidang kependidikan.

c. Mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan tugasnya.

d. Dipilih dan memilih menjadi pengurus.

BAB 1V

KEUANGAN

Pasal 10

Sumber dana dan Penggunaan Dana

1. Sumber Dana kegiatan MGMP …….. Kab. …….. diperoleh melalui :

a. Pemerintah daerah melalui APBD maupun dana sumbangan lain yang syah

b. MKKS melalui program kegiatan MKKS

c. Komite Sekolah yang diprogramkan melalui RAPBS

d. Pengadaan buku lembar kegiatan siswa

e. Sumber – sumber lain yang tidak mengikat.

2. Penggunaan dana MGMP …….. antara lain untuk :

a. Kegiatan rutin setiap bulan untuk pengadaan ATK dan lain-lain.

b. Kegiatan – kegiatan yang bersifat insidental yang berkaitan dengan program kerja MGMP.

c. Kegiatan lain yang bertujuan untuk peningkatan kegiatan MGMP ……… dan kesejahteraan anggota dan pengurus MGMP.

BAB V

MEKANISME KERJA DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 11.

Mekanisme Kerja

1. Mekanisme kerja MGMP …….. kabupaten …….. dengan Kepala Dinas Pendidikan Kab. …….. bersifat fungsional / pembinaan.

2. Hubungan MGMP …….. dengan Pengawas bidang pendidikan bersifat fungsional/ pembinaan.

3. Hubungan MGMP …….. dengan MKKS Kab. …….. bersifat konsultatif / koordinatif.

4. Hubungan MGMP …….. dengan Koordinator MGMP ………. Kab. …….. bersifat konsultatif / koordinatif.

Pasal 12

Rapat-rapat

1. Pertemuan rutin anggota MGMP …….. Kab. …….. diadakan tiap bulan pada hari ………. minggu pertama.

2. Pertemuan pengurus MGMP …….. diadakan setiap tri wulan dengan agenda evaluasi pelaksanaan program.

3. Rapat pleno anggota tiap 2 (dua) tahun sekali dengan agenda pembentukan/pemilihan pengurus baru untuk periode berikutnya.

BAB VI

LAIN-LAIN

Pasal 13

Kemasyarakatan / Kekeluargaan.

1. Pertemuan keluarga / Ika MGMP …….. diadakan setahun sekali pada bulan syawal di rumah anggota / tempat yang ditentukan.

2. Setiap anggota wajib menerima pertemuan Ika MGMP …….. .

3. Kunjungan kekeluargaan lain dalam rangka mempererat tali persaudaraan anggota MGMP antara lain : kematian, sakit, menikah, melahirkan bagi anggota MGMP, dan kepadanya diberikan tali asih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pemberian tali asih kepada yang purna tugas / pensiun atau alih tugas ke luar daerah Kab. ………

BAB VII

PENUTUP

Pasal 14

1. Perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, ditentukan bersama pada rapat anggota.

2. Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, akan diatur kemudian.

Pasal 15

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal pengesahan.

Ditetapkan di : ……..

Pada tanggal : ……………………

…………………………

NIP ……………………


Lampiran 5: CONTOH PROGRAM PEMBERDAYAAN MGMP

NO


PROGRAM


TUJUAN


INDIKATOR KEBERHASILAN


PENANGG.JWB


RENCANA BIAYA

1


2


3


4


5


6

1



Peningkatan Wawasan Kependidikan


Memperluas wawasan kependidikan peserta


· Peserta lebih memahami filosofi pendidikan

· Peserta mamahami kebijakan pen-didikan terkini

· Peserta mampu mengimplemen-tasikan kurikulum yang berlaku




2



Peningkatan Kompetensi Akademik


Menguatkan penguasaan materi substansi/ akademik mata pelajaran


· Peserta menguasai struktur dan standar isi materi pembelajaran

· Peserta mampu menyajikan materi bahan ajar secara konseptual dan kontekstual




3


Peningkatan Kompetensi Pedagogik


Meningkatkan kemampuan peserta dalam memfasilitasi pembelajaran secara efektif dan menyenangkan


· Peserta menguasai model-model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan

· Peserta mampu merancang model-model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan




4


Identifikasi Masalah Pem-belajaran di Kelas


Mengidentifikasi masalah-masa-lah pembelajaran yang dihadapi guru sehari-hari di kelas


· Masalah pembelajaran teridentifikasi dan terinventarisasi

· Ada solusi pemecahan masalah

· Peserta proaktif mengidentifikasi masalahnya sendiri




5


Penguatan Manajemen Organisasi


Mengoptimalkan peran dan fungsi MGMP/MGMD sebagai wadah pembinaan profesional guru


· Program jelas, terarah, berkesi-nambungan dan realistik

· Persepsi anggota positif terhadap keberadaan MGMP/MGMD dan merasa memiliki




6


……………..





·






Baca Selanjutnya ..

Selasa, 07 April 2009

SMP NEGERI 2 TELAGA

TAMPAK DEPAN SMPN 2 TELAGA
SMP Negeri 2 Telaga adalah salah sekolah yang berada di Kecamatan Telaga, tepatnya di perbatasan Kabupaten dan Kotamadya Gorontalo.
Sekolah ini dulunya adalah Sekolah Teknik Negeri (STN) dan kemudian berubah menjadi SMP Pelaksana Keterampilan dan akhirnya sekarang menjadi SMP Umum.
Segudang Prestasi telah diraih oleh sekolah ini, baik prestasi akademik olahraga dan kesenian dan para Alumninya juga merupakan sebagian pejabat di daerah ini dan juga tersebar diberbagai propinsi Indonesia.



Gambar Gang Depan Masuk Sekolah


Ruangan Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruangan Kelas
Ruangan Tata Usaha
Ruangan Perpustakaan

Ruangan Lab. Bahasa dan Kepala Lab


Ruangan ICT dan Adminnya

Ruangan Keterapilan Bangunan

Ruangan Mushola

Panggung Kesenian dan Aula Serba Guna

Lapangan Upacara dan OlahRaga


Baca Selanjutnya ..